This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 20 Maret 2013

Praktikum 1 Elektronika dan Analog Digital



PRAKTIKUM 1


Osiloskop
 
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem operasi Linux.
Perangkat keras maupun perangkat lunak yang mengendalikannya telah diuji fungsi dan kebenarannya, dan sudah dapat berfungsi dengan baik dan
benar.
Perangkat keras memiliki kemampuan menerima frekuensi masukan sampai 4 MHz, namun karena memanfaatkan sound card stereo CMI 8738, frekuensi masukan hanya mencapai 20 kHz sesuai kemampuan sound card menerima frekuensi pada mode stereo dengan resolusi 16-bit.
Perangkat lunak pengendali diimplementasikan menggunakan program bantu GCC (GNU Compiler Collections) pada Linux, dan dengan memanfaatkan pengolah grafik X-Window, program ini sudah dapat menampilkan grafik dari sinyal yang diukur sebagaimana tampilan pada osiloskop dual trace.
Osiloskop yang diimplementasikan dalam penelitian ini dinamai Xoscope dibuat oleh Tim Witham, memilih dua kanal input yang dapat bekerja secara simultan dan dapat dikembangkan menjadi delapan kanal input, juga dapat menerima masukan dari ProbeScope Cat.No. 22-310 melalui input port serial (long= frekuensi input bisa mencapai 5 MHz).
B. Topik Bahasan
Pada makalah ini saya akan membahas tentang Osiloskop.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh asisten dosen Praktikum Elektronika Dasar 1 serta untuk menjelaskan tentang osiloskop.
 Fungsi masing-masing bagian yaitu;
No
Bagian-Bagian Osiloskop
Fungsi
1
Volt atau div
Ø  Untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
2
CH1 (Input X)
Ø  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan posisi horizontal,
Ø  Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi.
Ø  Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada satu.
3
AC-DC
Ø  Untuk memilih besaran yang diukur,
Ø  Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
Ø  Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor.
Ø  Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
4
Ground
Ø  Untuk memilih besaran yang diukur.
Ø  Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
5
Posisi Y
Ø  Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
Ø  Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 atau (Y).
Ø  Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.
6
Variabel
Ø  Untuk kalibrasi osiloskop.
7
Selektor pilih
Ø  Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8
Layar
Ø  Menampilkan bentuk gelombang
9
Inten
Ø  Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan diputar ke kanan untuk memperterang.
10
Rotatin
Ø  Mengatur posisi garis pada layar,
Ø  Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
11
Fokus
Ø  Menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur fokus
12
Position X
Ø  Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan. untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
Ø  Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar (posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.
13
Sweep time/div
Ø  Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
Ø  Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
Ø  Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum jam.
14
Mode
Ø  Untuk memilih mode yang ada
15
Variabel
Ø  Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
Ø  Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.
Ø  Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi . 
16
Level
Ø  Menghentikan gerak tampilan layar.
17
Exi Trigger
Ø  Untuk trigger dari luar.
18
Power
Ø  Untuk menghidupkan Osiloskop.
19
Cal 0,5 Vp-p
Ø  Kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.
20
Ground
Ø  Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layer, ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21
CH2 ( input Y )
Ø  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan Vertikal.
Ø  Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada layar hanya satu.


B. Fungsi Osiloskop  Secara Umum
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
·         Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
·         Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
·         Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
·         Membedakan arus AC dengan arus DC.
·         Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop, yaitu:
1.      Gelombang sinusoida
2.      Gelombang blok
3.      Gelombang gigi gergaji
4.      Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada pada pesawat perangkat ini, seperti telah diutarakan diatas.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
C. Prinsip Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
1.      Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.
2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur. 
D. Cara  Penggunaan Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2.      Memastikan probe dalam keadaan baik.
3.      Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4.      Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5.      Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6.      Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7.      Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8.      Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
E. Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Osiloskop analog Goodwill seri 622 G
A.    Simpulan Dan Saran
Kesimpulan:
1.      Osiloskop yang diberi
 nama Xoscope dibuat oleh Tim Witham.
2.      Bagian-bagian osiloskop beserta fungsinya:
a.       Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
b.      CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan posisi horisontal.
c.       AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
d.      Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
e.       Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
f.       Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
g.      Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
h.      Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
i.        Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
j.        Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
k.      Fokus : Menajamkan garis pada layar.
l.        Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
m.    Sweep time/ div : Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f).
n.      Mode : untuk memilih mode yang ada.
o.      Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
p.      Level Menghentikan gerak tampilan layar.
q.      Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
r.        Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
s.       Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
t.        Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
u.      CH2 (input Y): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan Vertikal.
3. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati.
4. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
5. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
Saran:
Supaya lebih mengenal lagi osiloskop, sebaiknya kita langsung melihat dan mempraktekan bagaimana cara penggunaan osiloskop tersebut.
kegunaan osiloskop

Kegunaan osiloskop adalah untuk menampilkan suatu bentuk gelombang pada layar dan seluruh dari pengatur dan rangkaian dalamnya  tersedia  untuk kegunaan tersebut. Cara yang terbaik untuk memahami sebuah osiloskop adalah memahami apa yang terjadi pada layar.
Layar adalah sebuah tabung gambar serupa dengan tabung gambar yang ada dalam sebuah pesawat tv, akan tetapi dalam kasus ini tabung gambar hanya menampilkan satu warna (biasanya hijau).
CRT terbuat dari kaca dan  udara didalamnya banyak dibuang. Suatu tegangan dihubungkan ke elemen pemanas yang  menyala dengan warna merah panas dan memanaskan katoda. Pemanas tersebut merupakan sumber dari  nyala merah yang kadang-kadang tampak ketika anda melihat  lubang ventilasi pada bagian belakang sebuah pesawat televisi. Ketika katoda yang dekat dengan pemanas tersebut menerima panas maka katoda tersebut mengemisikan electron-elektron yang meninggalkan permukaan katoda tersebut.
Apabila electron-elektron telah meninggalkan katoda  maka semua electron tersebut memiliki potensial negatif dan ditarik  ke arah tegangan-tegangan positif. CRT memiliki kisi-kisi logam dan plat-plat yang memiliki tegangan positif pada  setiap kisi dan plat menarik dan mempengaruhi electron-elektron.
Kisi-kisi percepatan menarik electron-elektron  dan dengan gaya demikian itu  maka grid-grid mempercepatnya untuk lewat melalui kisikisi percepatan dan dipacu selanjutnya turun ke leher CRT.
Kemudian kisi-kisi pemfokus membentuk electron-elektron yang telah dipercepat menuju ke titik focus electron yang disebut dengan berkas electron.
Apabila berkas electron menabrak phospor akan menghasilkan sebuah titik acahaya pada layar.
Cahaya ini akan tetap menyala pada layar untuk suatu perioda waktu yang singkat dan kemudian  lama-kelamaan menjadi pudar, sifat ini dinamakan daya mempertahankan cahaya  dari phospor. Jika berkas electron  ini dipertahankan untuk menabrak phospor kembali  pada titik yang sama maka akan muncul seolah-olah titik yang terus-menerus menyala dikarenakan secara terus-menerus diperbaharui atau disegarkan kembali.
Masih terdapat lagi kisi yang lain yang disebut kisi pengendali yang  sangat dekat dengan katoda.  Kisi ini memiliki tegangan negatif dan mencoba untuk menolak elektron-elektron yang negatif. Jika tegangan negatif cukup besar maka ia akan menghentikan berkas electron dan tidak ada cahaya yang akan tampak  pada layar. Pada tegangan negatif yang lebih rendah maka  tegangan ini akan mengendalikan kecerahan dari titik pada layar.
Plat-plat pembelok mengendalikan  kemana baerkas elektron  tersebut menumbuk layar. Dua pasang  plat diperlukan funtuk mengendalikan berkas tersebut, yaitu plat pembelok horizontal dan plat pembelok vertical. Plat pembelok horizontal bisa memindahkan berkas dan bintik cahaya  yaitu menghasilkan berkas cahaya secara horizontal terhadap layar sedangkan plat-plat vertical bisa memindahkan berkas dan titik cahaya ke atas dan ke bawah  layar.
Plat pembelok vertical bagianf atas memiliki suatu tegangan positif dan plat bagian bawah memiliki suatu tegangan negatif. Dengan demikian berkas electron ditarik ke arah tegangan positif dan ditolak oleh tegangan negatif sehingga berkas electron  dan bintik cahaya tersebut  digerakkan ke bagian atas layar. Dengan membalikkan tegangan pada plat-plat pembelok vertical maka akan maemindahkan titik tersebut menuju ke bagian bawah layar.
Tegangan positif pada plat pembelok horizontal sebelah kanan menarik berkas electron dan titik cahaya menuju ke arah kiri layar. Plat pembelok kiri memiliki tegangan negatif yang menolak berkas electron menjauhi sisi layar sebelah kiri.
Dengan mengubah besar dan polaritas dari tegangan-tegangan yang dihubungkan ke plat pembelok horizontal dan vertical maka berkas electron bisa dipindahkan  ke keseluruhan layar.  Gerakan bintik cahaya tersebut dipindahkan  atas lintasan yang sama kemudian layar akan menampilkan suatu garis cahaya yang tetap.
Berkas elektron tersebut biasanya bergerak dari kiri ke kanan dan menghasilkan suatu garis melalui layar yang disebut sweep (penyapuan). Ketika berkas tersebut telah mencapai sisi bagian kanan  dari layar maka berkas tersebut dikembalikan dengan cepat ke bagian kiri dari layar untuk penyapuan berkas selanjutnya. Selama pengembalian  atau waktu kembali  berkas electron tersebut  dipadamkan sehingga tidak tampak pada layar.


2.   Osilograp
osi·lo·graf n 1 alat untuk mencatat aliran dan tekanan listrik yg berubah-ubah (untuk mengetahui bentuk gelombang); 2 alat untuk mencatat getaran atau naik turunnya tekanan darah.